Night Drive Horror

By Sammy
In general
26/06/2023
2 min read

Sabtu malam pulang gereja, abis puter balik depan RSUD Pasar Rebo, posisi mobil jalur kanan mepet pembatas jalur tapi masih bisa dilewatin 1 motor.

Suasana asyik ngobrol sama istri ngomongin hal-hal yang ceria, lalu lintas padat karena didepan ada perempatan “illegal” yang seharusnya ditutup tapi sering dibuka klo ada VIP atau “petugas” lalu lintas terkoordinir (karena modal pake rompi kuning).

Tiba-tiba dari kanan lewat motor jenis bebek dengan kecepatan cukup tinggi (apalagi kondisi mobil merayap), diiringi suara seperti gesekan benda dengan aspal. Melewati mobil gue, trus 1 mobil didepan, tapi ketika melewati mobil kedua, tiba2 terdengar bunyi tabrakan, tidak terlalu keras karena sepertinya bukan terkena body mobil. Tapi dari posisi gue bisa liat itu motor tiba-tiba jatuh kekanan dan pengemudinya juga jatuh ke kanan, yang artinya masuk jalur berlawanan.

Motor dan pengemudi jatuh, tidak terlempar. Gue ga liat kondisinya, karena pengemudi jatuh seperti meringkuk dengan kepala menyentuh aspal dan tidak bergerak. Seketika hening, untungnya istri ga liat saat tabrakan, hanya liat saat pengemudi sudah di aspal tidak bergerak. Lalu lintas langsung bergerak karena orang-orang sekitar yang datang membantu juga melihat, tidak ada mobil yang salah, hanya pengemudi motor yang lalai. Jadi gue juga lewatin begitu aja agak menjauh supaya istri ga perlu lihat lebih detail.

Selama perjalanan kita cuma bahas sebentar, karena istri yg biasanya kagetan klo liat begituan tapi karena ga liat langsung jadi lebih tenang. Tapi buat gue, horornya belum selesai…

Memasuki area Mampang Prapatan, berhenti di lampu merah setelah kantor Imigrasi, sejarak 2 mobil didepan gue, gue melihat sosok yang tiba-tiba berjalan dari trotoar ke tengah jalan diantara kendaraan yang berhenti di lampu merah.

Rambutnya panjang sebahu, kusut berantakan. Tubuhnya yang kurus dan mukanya yang pucat terlihat jelas diantara sorotan lampu kendaraan. Mulutnya terbuka dengan bibir meringis seperti menahan kesakitan. Jari-jari tangan kanannya yang memegangi leher dan kausnya tidak bisa membentuk ruas jari yang lurus. Dia berjalan terseok-seok mendekati mobil satu ke mobil lainnya sambil mengacung-ngacungkan tangan kirinya yang buntung sampai siku…

Gue berusaha untuk tidak melakukan eye-contact, dan nge-gas secepatnya begitu lampu hijau.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *